Makam Sunan Muria, Wisata Religi Jawa Tengah

Makam Sunan Muria merupakan salah satu wisata religi di kudus, jawa tengah yang sangat terkenal karena memang beliau merupakan salah seorang WALI yang berjasa menyebarkan agama islam di pulau jawa yang mengajarkan nilai-nilai moral melalui kisah perjalanan hidupnya, dan kesempatan kali ini matajatim akan megulas tentang makam sunan muria yang selalu ramai dengan para peziarah beserta dengan sejarah dan kisah-kisah beliau.
Makam Sunan Muria
Makam Sunan Muria (via www.kudusexplore.com)

Sekilas Tentang Sunan Muria


Sunan Muria
Sunan Muria
Sunan Muria yang nama aslinya yaitu Raden Umar Said ini adalah putra dari sunan kalijaga dengan Dewi Saroh, julukan Sunan Muria sendiri diambil dari nama tempat  yang dijadikan tempat tinggal terahir beliau yaitu lereng gunung muria, dalam perjalanan hidupnya beliau melakukan dakwah menggunakan cara yang sama seperti ayahnya yaitu menggunakan cara yang sangat halus ibarat mengambil ikan tidak sampai membuat airnya keruh, itulah cara beliau untuk menyiarkan agama islam di sekitar tempat ia tinggal yaitu Gunung Muria. Berbeda dengan sang ayah yaitu sunan kalijaga, beliau lebih suka tinggal di daerah yang begitu terpencil dan jauh dari pusat kota untuk berdakwah menyebarkan agama islam, dan tempat tinggal beliau berada Colo (salah satu puncak gunung muria), di situlah sunan muria banyak berbaur dengan rakyat jelata sembari mengajarkan mereka keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut. Dan beliau juga merupakan satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang yang digunakan sebagai sarana berdakwah guna menyampaikan agama islam, salah satu hasil dakwah menggunakan media seni yaitu Tembang Sinom dan Kinanti. Selain itu beliau juga dikenal sebagai pribadi yang mampu memcahkan berbagai masalah, dan beliau sering berperan sebagai penengah konflik internal di kesultanan Demak pada tahun 1518-1530, serumit apapun masalahnya beliau mampu memecahkannya dan solusipun dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan muria berdakwah mulai dari Jepara, Tayu, Jawana hibgga sekitar kudus dan pati, karena jasa beliau semasa hidupnya membuat makam sunan muria yang terletak di Gunung Muria sampai detik ini tidak pernah sepi oleh para peziarah.
Peziarah di Makam Sunan Muria
Peziarah di Makam Sunan Muria

Lokasi dan akses menuju Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria ini berlokasi di esa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Tepatnya berada di atas sebuah bukit yang mana untuk sampai ke makam beliau lumayan berat karna harus menempuh jalan naik turun yang membutuhkan perjuangan, namun jangan kwatir meski terdengar cukup sulit di lokasi tersebut tersedia banyak ojek yang siap mengantarkan anda menuju lokasi makam tersebut.

Cerita Sunan Muria

Berbicara tentang kisah sunan muria pasti tak luput dari kisah kesaktian yang dimiliki beliau, beliau memiliki fisik yang sangat kuat karna sering naik gunung muria yang tingginya sekitar 750meter, naik turun gunung untuk berdakwah sudah merupakan hal biasa, selain itu beliau juga dikenal dengan seorang guru yang sakti mandraguna hal tersebut terbukti dalam kisah perkawinannya dengan Dewi roroyono yang merupakan putri Ngerang yaitu seorang ulama yang di segani masyarakat karena ketinggian ilmunya, pada cerita tersebut suatu hari sunan muria menghadiri syukuran yang diadakan oleh sunan ngerang untuk merayakan usianya yang telah genap 20 tahun, semua muridnya di undang diantaranya sunan muria, sunan kudus adipati pathak warak, kappa dan adiknya gentiri Setelah tamu berkumpul, dewi Roroyono dan adiknya, dewi roro pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman. Keduanya adalah para dara yang cantik rupawan, terutama dewi roroyono yang bersuaia dua puluh tahun. Ia bagaikan bunga yang sedang mekar. Bagi sunan kudus dan sunan muria yang sudah berbekal ilmu agama dapat menahan pandangan namun lain lagi dengan murid sunan Ngerang lainnya yaitu adipati pathak, adi pathak memandangi dewi roroyono dengan mata tidak berkedip, acara syukuran pun berlalu dan para tamu pulang ke rumah masing-masing  dan bagi tamu yang jauh menginap di rumah sunan ngerang termasuk pathak warak, malam tiba pathak warak masih belum bisa memjamkan mata hingga tengah malam karna teringat dengan dewi roroyono, karna tak kuat menahan hasratnya pathak warak bangkit dari tidurnya dan mengendap-ngendap ke kamar dewi roroyono.
Dewi roroyono di bius sehingga tak sadarkan diri dan dibawa pathak warak lari dengan meuruni jendela, sang dewi di bawa ke mandalika, setelah sunan ngerang mengetahuinya bahwa putrinya di culik  maka sunan ngerang berikrar “bahwa siapa sajayang berhasil membawa putrinya akan dijadikan saudara jika perempuan dan jika laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, tak ada seorangpun yang menyanggupi karena semua orang telah tahu akan kehebatan dan kekejaman pathak warak, hanya sunan muriayang bersedia memenuhi harapan sunan ngerang. Ditengah perjalanan sunan muria bertemu dengan kappa dan getiri  
(adik seperguruan) yang lebih dahulu pulang sebelum acara syukuran tersebut berahir, mereka merasa heran melihat sunan muria berlari cepat menuju daerah keeling.

"Mengapa kakang tampat terburu-buru?" Tanya kappa
Sunan muriapun menceritakan kejadian penculikan dewi yang dilakukan oleh pathak warak, mereka berdua sangat menghormati sunan muria sebagai saudara seperguruan yang lebih tua , dan ahirnya keduanya menawarkan diri untuk membantu sunan muria merebut kembali dewi roroyono.
Mereka berkata “sebaiknya kakang pulang ke padepokan gunung muria, para murid sangat membutuhkan bimbingan kakang biarlah kami yang akan merebut diajeng roroyono, kalau berhasil kakang tetap berhak menikahinya, kami hanyalah membantu.
Aku masih sangggup merebutnya sendiri “sunan muria”
Itu benar, tapi membimbing orang untuk memperdalam agama juga lebih penting, percayalah kami bisa merebutnya kembali.

Ahirnya sunan muria mengabulkan permintaan adik seperguruannya Untuk merebut dewi roroyono dari tangan pathak warak, ternyata kapa dan gentiri meminta bantuan seorang wiku lodhang di pulau sprapat yang dikenal sebagai tokoh sakti dan tidak ada tandingannya. Usaha mereka berhasil sehingga dewi roroyono dikembalikan kepada Sunan Ngerang. Hari berikutnya, sunan muria hendak pergi menghadap sunan ngerang untuk mengetahui perkembangan usaha kapa dan gentri. Di tengah perjalanan, ia bertemua dengan adipati Pathak warak.

“hai pahtak warak, berhenti kamu” bentak sunan muria
Patahak warak yang sedang naik kuda terpaksa berhenti karena sunan muris menghadang di depannya.
“Minggi, jangan menghalangi jalanku! Hardik pathak warak
“Boleh asal kamu kebalikan Dewo Roroyono”
“Roroyono sudah di bawa kapa dan gentiri! Kini aku hendak mengejar mereka”! umpat pathak warak.
“untuk apa kamu mengejar merek?”
“merebutnya kembali” jawab pathak warak dengan sengit
“Kalau begitu langkahi dulu mayatku, roroyono telah dijodohkan denganku!” ujar sunan muria sambil pasang kuda-kuda
tanpa basa basi maka pathak warak melompat dari punggung kuda. Ia menyerang sunan muria dengan jus cakar harimau. Tapi, ia bukan tandingan putra sunan kalijaga yang memiliki segudang kesaktian. Hanya dalam beberapa kali gebrakan, pathak warak telah jatuh atau roboh di tanah. Seluruh kesaktiannya lenyap, bahkan ia menjadi lumpuh dan tidak mampu untuk berdiri apalagi berjalan.
Sunan muria pun meneruskan perjalanan ke juana. Kedatangannya disambut gembira oleh sunan ngerang. Sebab, kapa dan gentiri telah bercerita secara jujur bahwa mereka sendiri yang memaksa mengambil alih tugas sunan muria mencari roroyono. Pada akhirnya, sunan ngerang menjodohkan dewi roroyono dengan sunan muria.

Upacara pernikahan pun segera dilaksanakan. Kapa dan Gentiri berjasa besar diberi hadiah tanah di desa buntar. Dengan hadiah itu keduanya menjadi orang kaya yang kehidupan mereka serba kecukupan. Sementara itu, sunan muria segera memboyong istrinya ke padepokan gunung muria. Mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan ideal.
Tidak demikian halnya dengan kapa dan gentiri. Sewaktu membawa dewi roroyono dari keling ke ngarang, agarknya mereka terlanjut terpesonan oleh kecantikan wanita jelita itu. Siang dan malam, mereka tidak dapat tidur. Wajah wanita itu senantiasa terbayang. Namun, wanita itu sudah diperistri kakak seperguruannya sehingga mereka tidak dapat berbuat apapun.
Hanya penyesalan yang menghujam di dada mereka. Mengapa dulu mereka terburu-buru menawarkan jasa baik mereka? Betapa enak sunan muria sekarang tanpa bersusah payah, ia telah menikmati kebahagiaan bersama gadis yang mereka dambakan. Inilah hikmah ajaran agama agar lelaki diharuskan menahan pandangan mata dan menjaga kehormatan mereka. Adai kata kapa dan gentiri tidak menatap terus ke arah wajah dant ubuh dewi roroyono yang indah, mereka pasti tidak akan terpesonan dan tidak terjerat oleh iblis yang memasang perangkat pada pandangan mata.
Kini, kapa dan gentiri telah dirasuki iblis. Mereka bertekad hendak merebut dewi roroyono dari tangan sunan muria. Mereka telah sepakat untuk menjadikanya sebagai sitri kedua secara bergiliran. Sungguh keji rencana mereka. Gentiri beerangkat terlebih dulu ke gunung muria. Namun ketika ia hendak melaksanakan niatnya, justru kepergok oleh para murid sunan muria sehingga terjadi pertempuran dahsyat. Suasana menjadi panas ketika sunan muria keluar menghdapati gentiri. Akhirnya, gentiri tewas menemui ajalnya di puncak gunung muria.
Kematian gentiri cepat tersebar ke berbagai daerah. Tapi, berita itu tidak membuat surut niat kapa. Sebab, kapa cukup cerdik sehingga ia datang ke gunung muria secara diam-diam di malam hari. Tak seorang pun yang mengetahuinya. Pada saat itu, kebetulan sunan muria dan beberapa murid pilihannya sedang bepergian ke demak bintoro. Kapa membius para murid sunan muria yang berilmu rendah yang ditugaskan menjaga dewi roroyono, kemudian kapa menculik dan membawa wanita impiannya ke pulau sprapat dengan mudah.
Pada saat yang sama, sunan muria bermaksud mengadakan kunjungan kepada Wiku Lodhang Datuk di pulau sprapat sepulang dari demak bintoro. Ini biasa dilakukannya, yakni bersahabat dengan pemeluk agama lain. Dan, itu bukanlah suatu dosa, terlebih lagi sang wiku pernah menolongnya merebut dewi roroyono dari pihak pathak warak.
Seperti ajaran sunan kalijaga yang mampu hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam suatu negeri. Sunan muria pun menunjukkan akhlak islam yang mulia dan agung. Sunan muria bukan berdebat tentang perbedaan agama itu. Dengan menerapkan akhlak yang mulia itu, banyak pemeluk agama lain yang akhirnya tertarik dan masuk islam secara suka rela. Sementara itu, kedatangan kapa ke pulau sprapat ternyata tidak disambut baik oleh wiku lodhang datuk.
Memalukan, benar benar nista perbuatanmu itu, cepat kembalikan istri kakanda seperguruanmu! Hardik wiku lodhang datuk dengan marah.
“bagaimana bapa guru ini? Bukankah aku ini adalah muridmu? Mengapa kamu tidak membelaku? Protes kapa.
“Apa? Membela perbuatan durjana?” bentak wiku lodhank datuk
“sampai mati pun, aku takkan sudi membela kebejatan budi pekerti, walaupun pelakunya itu muridku sendiri!” katanya
Perdebatan antara guru dan murid tersebut berlangsung lama. Tanpa mereka sadari, ternyata sunan muria sudah sampai di tempat itu. Betapa terkejut ketika sunan muria melihat istrinya sedang tergolek di tangah dengan kaki dan tangan terikat. Sementara itu, ia juga melihat kapa sedang bertengkar dengan gurunya yaitu Wiku lodhang datuk. Lalu, wiku loadhang melangkah menuju dewi roroyono untuk membebaskannya dari belenggu yang dilakukan oleh kapa.
Ketika sang wiku selesai membuka tali yang mengikat tubuh dewi roroyono, tiba tiba terdengar jeritan keras dari mulut kapa secara bersamaan. Ternyata serangan yang dilakukan kapa dengan mengerahkan aji kesaktian berbalik menghantam dirinya sendiri. Itula ilmu yang dimiliki sunan muria. Ia mampu mengembalikan serangan lawan. Sebab, kapa mempergunakan aji pamungkas, yaitu puncak kesaktian yang dimilikinya, maka ilmu itu akhirnya merengut nyawanya sendiri.
“Maafkan saya Tuan wiki,” sunan muria agak menyesal
“tidak mengapa, ia sudah sepantasnya menerima hukuman ini. Aku sangat menyesal karena telah memberikan ilmu kepadanya. Ternyata, lmu itu digunakan untuk jalan kejahatan,” gumam sang wiku.
Dengan langkah gontai, sang wiku mengangkat jenazah muridnya. Kapa adalah muridnya apaun yang terjadi. Pantaslah, kalau ia menguburkannya secara layak. Pada akhirnya, dewi roroyono dan sunan muria kembali ke padepokan dan hidup berbahagia. (referensi http://ceritaislami.net)
Demikianlah sekilas tentang Makam Sunan Muria, Wisata Religi Jawa Tengah, semoga bermanfaat..

Sangat berterimakasih sekali jika pengunjung yang terhormat berkenan membagikan artikel ini dengan cara klik share dibawah ini..
Loading...

Berlangganan Gratis via E-mail

0 Response to "Makam Sunan Muria, Wisata Religi Jawa Tengah"

Posting Komentar