Suku Abui Primitif yang Bersahabat di Desa Takpala
Desa Takpala - Desa Takpala
adalah kampung di Pulau Alor yang hingga saat ini masih dihuni oleh
masyarakatnya yang primitif. Di tahun 1980, desa ini pun menjadi juara 2
tingkat nasional dalam kategori desa paling tradisional. Suku yang mendiami
desa ini adalah Suku Abui. Meski yang mendiami tempat ini mungkin hanya
puluhan, namun keturunannya telah mencapai ribuan orang dan menyebar. Masyarakat
Abui sangat bersahaja dan ramah terhadap pengunjung yang ingin berwisata ke
tempat ini.
desa takpala nusa tenggara timur |
Akomodasi
mengunjungi desa takpala |
Bila Anda ingin langsung
merasakan pengalaman menginap di kampung primitif, Anda bisa mencoba bermalam
di salah satu rumah penduduk dengan meminta bantuan kepada kepala desa yang
akan dengan senang hati mencoba membantu Anda.
Tips
Suku Abui memanfaatkan hasil alam
terutama hutan dengan cara berladang atau berburu, jadi jika Anda datang di
siang hari, desa akan lebih sepi karena masyarakat mencari makanan ke hutan dan
berburu. Bila Anda ingin, Anda bisa mengikuti keseharian mereka langsung di
lapangan.
Kuliner
salah satu olahan jagung katemak |
Makanan asli suku Abui ialah
jagung dan singkong. Mereka kadang juga mengkonsumsi nasi, namun tetap
dipadukan dengan singkong dan jagung yang kemudian disebut sebagai katemak.
Anda bisa ikut mencicipi makanan asli mereka langsung di sini. Selain itu,
masyarakat Abui senang mengkonsumsi pisang dengan berbagai jenis proses masak
yang dilakukannya. Sebagai pelengkap, akan tersedia pula teh dan kopi asli Alor
yang bisa Anda coba selesai makan.
bentuk sirih pinang |
Cicipi pula sirih pinang selama berada di
sini sebagai tanda persahabatan yang diberikan suku Abui kepada setiap tamu
yang datang.
Kegiatan
Bila Anda ingin menyaksikan
tarian khas masyarakat Abui, Anda dapat mendengarkan gemerincing gelang kaki
dari hentakan kaki yang dihujamkan ke tanah oleh wanita suku Abui. Kemudian,
para laki-laki pejuang akan menggemakan lagu dengan syairnya yang juga ikut
beratraksi sambil mengangkat perisan dan senjata mereka. Namun, memang biaya
yang harus dikeluarkan akan lebih mahal, yakni 1 juta rupiah, namun akan
sepadan dengan kekayaan tradisi yang bisa Anda saksikan langsung dari
masyarakatnya yang bersahabat dan bersahaja.
Demikian adalah ulasan
jejaksandal mengenai desa takpala ntt. Semoga ulasan diatas dapat bermanfaat untuk
kalian. Jangan lupa berkomentar di bawah artikel. Sekian dari jejaksandal dan
terima kasih untuk sobat jejaksandal yang selalu mendukung jejaksandal.com.
Loading...
0 Response to "Suku Abui Primitif yang Bersahabat di Desa Takpala"
Posting Komentar